Mengenal tetang Bapak Pramuka Indonesia, Beliau adalah Sri Sultan Hamengkubuwono IX ( Sompilan Ngasem, Yogyakarta, 12 April 1912-Washington, DC, AS, 1 Oktober 1988 ) adalah seorang Raja Kasultanan Yogyakarta dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.
Beliau juga Wakil Presiden Indonesia yang kedua antara tahun 1973-1978.
Beliau kita kenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia, dan pernah menjabat sebagai Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Biografi Bapak Pramuka Indonesia
Sri Sultan Hamengkubuwono IX Lahir di Yogyakarta dengan nama GRM Dorojatun pada 12 April 1912, Hamengkubuwono IX adalah putra dari Sri Sultan Hamengkubuwono VIII dan Raden Ajeng Kustilah.
Diumur 4 tahun Hamengkubuwono IX tinggal pisah dari keluarganya. Dia memperoleh pendidikan di HIS di Yogyakarta, MULO di Semarang, dan AMS di Bandung. Pada tahun 1930-an beliau berkuliah di Universiteit Leiden, Belanda, disinilah beliau sering mendapat panggilan "SultanHenkie".
Sri Sultan Hamengku Buwono IX merupakan contoh bangsawan yang demokratis. Pemerintahan Kesultanan Yogyakarta mengalami banyak perubahan di bawah pimpinannya. Pendidikan Barat yang dijalaninya sejak usia 4 tahun membuat HB IX menemukan banyak alternatif budaya untuk menyelenggarakan Keraton Yogyakarta di kemudian hari.
Berbagai tradisi keraton yang kurang menguntungkan dihapusnya dan dengan alternatif budaya baru HB IX menghapusnya. Meski begitu bukan berarti ia menghilangkan substansi sendiri sejauh itu perlu dipertahankan. Bahkan wawasan budayanya yang luas mempu menemukan terobosan baru untuk memulihkan kejayaan kerajaan Yogyakarta. Bila dalam masa kejayaan Mataram pernah berhasil mengembangkan konsep politik keagungbinataraan yaitu bahwa kekuasaan raja adalah agung binathara bahu dhenda nyakrawati, berbudi bawa leksana ambeg adil para marta (besar laksana kekuasaan dewa, pemeliharaan hukum dan penguasa dunia, meluap budi luhur mulianya, dan bersikap adil terhadap sesama), maka HB IX dengan wawasan barunya menunjukkan bahwa raja bukan lagi gung binathara, melainkan demokratis.
Raja berprinsip kedaulatan rakyat tetapi tetap berbudi bawa laksana. Menentang penjajahan dan mendorong kemerdekaan Indonesia.
Wawasan kebangsaan HB IX juga terlihat dari sikap tegasnya yang mendukung Republik Indonesia dengan sangat konsekuen. Segera setelah Proklamasi RI ia
mengirimkan amanat kepada Presiden RI yang menyatakan keinginan kerajaan Yogyakarta untuk mendukung pemerintahan RI. Ketika Jakarta sebagai ibukota RI mengalami situasi gawat, HB IX tidak keberatan ibukota RI dipindahkan ke Yogyakarta. Begitu juga ketika ibukota RI diduduki musuh, ia bukan saja tidak mau menerima bujukan Belanda untuk berpihak pada mereka, namun juga mengambil inisatif yang sebenarnya dapat membahayakan dirinya, termasuk mengijinkan para gerilyawan bersembunyi di kompleks keraton pada serangan oemoem 1 Maret 1949.
Jelaslah bahwa ia seorang raja yang republiken. Setelah bergabung dengan RI, HB IX terjun dalam dunia politik nasional. Sejak 1946 beliau pernah beberapa kali menjabat menteri pada kabinet yang dipimpin Presiden Soekarno.
Jabatan resminya pada tahun 1966 adalah ialah Menteri Utama di bidang Ekuin.
Berikut jabatan yang pernah diembannya :
- Kepala dan Gubernur Militer Daerah Istimewa Yogyakarta (1945)
- Menteri Negara pada Kabinet Sjahrir III (2 Oktober 1946 - 27 Juni 1947)
- Menteri Negara pada Kabinet Amir Sjarifuddin I dan II (3 Juli 1947 - 11 November 1947 dan 11 November 1947 - 28 Januari 1948)
- Menteri Negara pada Kabinet Hatta I (29 Januari 1948 - 4 Agustus 1949)
- Menteri Pertahanan/Koordinator Keamanan Dalam Negeri pada Kabinet Hatta II (4 Agustus 1949 - 20 Desember 1949)
- Menteri Pertahanan pada masa RIS (20 Desember 1949 - 6 September 1950)
- Wakil Perdana
- Menteri pada Kabinet Natsir (6 September 1950 - 27 April 1951)
- Ketua Dewan Kurator Universitas Gajah Mada Yogyakarta (1951)
- Ketua Dewan Pariwisata Indonesia (1956)
- Ketua Sidang ke 4 ECAFE (Economic Commision for Asia and the Far East) dan Ketua Pertemuan Regional ke 11 Panitia Konsultatif Colombo Plan (1957)
- Ketua Federasi ASEAN Games (1958)
- Menteri/Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (5 Juli 1959)
- Ketua Delegasi Indonesia dalam pertemuan PBB tentang Perjalanan dan Pariwisata (1963)
- Menteri Koordinator Pembangunan (21 Februari 1966)
- Wakil Perdana Menteri Bidang Ekonomi 11 (Maret 1966)
- Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (1968)
- Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia/KONI (1968)
- Ketua Delegasi Indonesia di Konferensi Pasific Area Travel Association (PATA) di California, Amerika Serikat (1968)
- Wakil Presiden Indonesia (25 Maret 1973 - 23 Maret 1978)
Bapak Pramuka Indonesia. Semangat menyatukan berbagai organisasi kepanduan yang tumbuh di Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan terus berkobar. Hal itu membuat Presiden Soekarno lantas berkoordinasi dengan Pandu Agung, Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Pada 20 Mei 1961 terbitlah Keppres No 238 / 1961, yang melebur seluruh organisasi kepanduan pada satu wadah yaitu Gerakan Pramuka. Gerakan Pramuka diperkenalkan pada tanggal 14 Agustus 1961, dengan penyerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka dari Presiden Soekarno kepada Sri Sultan HB IX, yang selanjutnya diperingati sebagai Hari Pramuka.
Gerakan Pramuka memang lahir dari berbagai organisasi kepanduan
yang tersebar di Tanah Air. Dalam masa peralihan itu peran Sri Sultan Hamengku Buwono IX sangat besar hingga Sri Sultan Hamengku Buwono IX dipercaya mendampingi perjalanan kepengurusan Gerakan Pramuka di tingkat nasional, yaitu sebagai Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka selama 4 periode untuk masa bakti 1961-1963, 1963-1967, 1967-1970 dan 1970-1974.
Kiprah Sri Sultan Hamengku Buwono dalam pembinaan Gerakan Pramuka tidak hanya didalam negeri. Konsep-konsep pemikiran beliau tentang kepanduan atau Gerakan Pramuka mendapat sambutan yang luar biasa. Salah satunya pidato Sri Sultan Hamengku Buwono IX di Konferensi Kepramukaan Se dunia tahun 1971, mendapat sambutan yang luas. Ketika itu, Sultan mengajak organisasi kepanduan terlibat dalam pembangunan masyarakat. Alhasil, pidato itu menjadi arah baru pembinaan kepanduan di seluruh dunia. Atas jasa-jasanya yang luar biasa bagi kepramukaan internasional, Sri Sultan dianugerahi Bronze Wolf Award pada tahun 1974, penghargaan tertinggi World Organization of the Scout Movement. Sri Sultan merupakan warganegara Indonensia yang pertama yang memperoleh penghargaan itu. Sebelumnya tahun 1973, beliau mendapat penghargaan dari Boy Scouts of America berupa Silver World Award. Di dalam negeri, melalui Surat Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka Tahun 1988 di Dili, Timor Timur nomor 10/MUNAS/88 tentang Bapak Pramuka, mengukuhkan almarhum Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai Bapak Pramuka.
Gerakan Pramuka juga memberi penghargaan tertinggi kepada Sri Sultan
Hamengku Buwono IX berupa Lencana Tunas kencana. Penghargaan tersebut juga diterima oleh Presiden ke-2 Republik Indonesia, almarhum H.M. Soeharto. Sebagai Wakil Presiden. Pada tahun 1973 beliau diangkat sebagai wakil presiden. Pada akhir masa jabatannya pada tahun 1978, beliau menolak untuk dipilih kembali sebagai wakil presiden dengan alasan kesehatan. Namun, ada rumor yang mengatakan bahwa alasan sebenarnya ia mundur adalah karena tak menyukai Presiden Soeharto yang represif seperti pada Peristiwa Malari dan hanyut pada KKN. Minggu malam pada 1 Oktober 1988 ia wafat di George Washington University Medical Centre, Amerika Serikat dan dimakamkan di pemakaman para sultan Mataram di Imogiri.
Demikian Tetang Bapak Pramuka Indonesia dengan berbagi pengalaman dan salam dari kami para regenarasi Pramuka Indonesia.
Salam Pramuka...!!!
1. Tepuk Pramuka
2. Scout Clap
Tepuk 2X
Tepuk 3X
(Aba-abanya misalnya tujuh kalai Scout.. Clap!!)
Variasi tepukan bisadikombinasikan dengan tepuk pramuka misalnya dengan aba-aba sebagai berikut:
“Dua kali tepuk pramuka, tujuh kali scout clap, satu kali tepuk pramuka. Mulai!”
3. Tepuk Prestasi
Tepuk 1X satu
Tepuk 2X satu dua
Tepuk 3X satu dua tiga
Tepuk 4X satu dua tiga empat
Bisa, bisa Yess
(Aba-aba: Tepuk Presta..si!)
4. Tepuk Anak Pintar
Tepuk 3X Aku anak pintar
Tepuk 3X Tidak Boleh nakal
Tepuk 3X Patuh orang tua
Tepuk 3X patuh guru kita
Oyeah.
(Aba-aba: Tepuk Anak Pin..tar!)
5. Tepuk Diam
Tepuk 3XBila aku
Tepuk 3X Sudah tepuk
Tepuk 3X maka aku
Tepuk 3X harus diam
One, two, three, four Yes!
(Aba-aba: Tepuk Di..am!)
Tepuk ini digunakan apabila peserta
didik riuh rendah dan diajak untuk tepukdiam, konsekuensinya mereka
terus diam dan mendengarkan informasi selanjutnya.
6. Tepuk Rapi
Tepuk 3X Rapi Kanan
Tepuk 3X Rapi kiri
Tepuk 3X rapi semuanya
Yess
(Aba-aba: Tepuk Ra..pi!)
7. Tepuk Islam
Tepuk 3X Tuhanku
Tepuk 3X Allah
Tepuk 3X Kitabku
Tepuk 3X Al Qur’an
Tepuk 3X Nabiku
Tepuk 3X Muhammad
Tepuk 3X Agamaku
Tepuk 3X Islam
(Aba-aba: Tepuk Is..lam!)
8. Tepuk Cinta
Tepuk 3X Pertama cinta Allah
Tepuk 3X Kedua Rasullullah
Tepuk 3X Ketiga Ayah Bunda,
Tepuk 3X keempat semogamasuk surga
Tepuk 3X Amin, amin, amin…Yess
(Aba-aba: Tepuk Cin..ta!)
9. Tepuk Anak Soleh
Tepuk 3X Aku Anak Soleh
Tepuk 3X rajin sholat
Tepuk 3X Rajin ngaji
Tepuk 3X Orang tua dihormati
Tepuk 3X Cinta Islam
Tepuk 3X sampai mati
Laillahailallah Muhammaddarusulullah
Islam islam Yess
(Aba-aba: Tepuk Anak Sho..leh!)
10. Tepuk Wudlu
Tepuk 3X Kumur-kumur
Tepuk 3X basuh muka
Tepuk 3X basuh tangan
Tepuk 3X kepala dan telinga
Tepuk 3X cuci kaki terus doa
Tepuk 3X yess
(Aba-aba: Tepuk Ayo Wu..dlu!)
11. Tepuk Badut
Tepuk 3X mata besar (Kedua tangan sambil pegang mata)
Tepuk 3X hidung tomat (Kedua tangan sambil pegang hidung)
Tepuk 3X perut gendut (Kedua tangan sambil pegang perut)
Tepuk 3X goyang-goyang (badan digoyangkan ala badut).
(Aba-aba: Tepuk Baa..dut!)
12. Tepuk Ondel-ondel
Tepuk 3X Ondel-ondel
Tepuk 3X badan besar
Tepuk 3X rambut jagung
Tepuk 3X kalau jalan
Tepuk 3X timplang timplung timplang timplung
(Aba-aba: Tepuk Ondel-ondel)
13. Tepuk Ayam
Tepuk 3X piyik-piyik
Tepuk 3X Petok-petok
Tepuk 3X Kuku..ruyuk…..
(Aba-aba: Tepuk A..yam)
14. Tepuk Kambing
Tepuk 3X mbek embek
Tepuk 3X embek embek
Tepuk 3X mbeeeek
(Aba-aba: Tepuk Kam..bing)
15. Tepuk Ikan
Tepuk 3X berenang
Tepuk 3X lenggak-lenggok
Tepuk 3X cari makan
Tepuk 3X sudah kenyang
Tepuk 3X diam
(Aba-aba: Tepuk A..yam)
16. Tepuk Boneka
Tepuk 3X ithik-ithik
Tepuk 3X othok-othok
Tepuk 3X Thik thok, thik thok thik thok
(Aba-aba: Tepuk Bone..ka)
17. Tepuk Teletubbies(Sambil menirukan gerakan teletubiess)
Tepuk 3Xtinkie winkie
Tepuk 3X Dypsi
Tepuk 3X Lala
Tepuk 3X Poo
(Aba-aba: Tepuk Teleta…biis!)
18. Es Es Jus 1
Tepuk 3XTing ting ting ting
Tepuk 3X Tong tong tong tong
Tepuk 3X Juuuus
(Aba-aba: Tepuk Es..jusss)
19. Tepuk Pistol
Tepuk 3Xambil pistol
Tepuk 3X isi peluru
Tepuk 3X lalu tembak
Dor dor dor
(Aba-aba: Tepuk Pis..tol!)
20. Tepuk bakso
Tepuk 3X glinding-glinding
Tepuk 3X tambah sambel
Tepuk 3X enak seger
Tepuk 3X baksooo!
(Aba-aba: Tepuk Bak…so!)
21. Tepuk sate
Tepuk 3X di iris-iris
Tepuk 3X disunduki
Tepuk 3X dibakar
Tepuk 3X Sate…Sate…!
(Aba-aba: Tepuk Sa..te!)
22. Tepuk tempe
Tepuk 3X di idak-idak
Tepuk 3X dirageni
Tepuk 3X dibunteli
Tepuk 3X di dol
(Aba-aba: Tepuk Tem..pe!)
23. Tepuk empat sehat limasempurna
Tepuk 3Xada nasi
Tepuk 3X ada lauk
Tepuk 3X ada sayur
Tepuk 3X ada buah
Tepuk 3X susu enuak
(Aba-aba: Tepuk 4 sehat limasempur..na!)
24. Tepuk Panca Indra
Tepuk 3Xmata
Tepuk 3X hidung
Tepuk 3X telinga
Tepuk 3X lidah
Tepuk 3X kulit
(Aba-aba: Panca In..dra!)
25. Tepuk Mata
Tepuk 3Xlirik kanan
Tepuk 3X lirik kiri
Tepuk 3X mata normal.
(Aba-aba: Tepuk Ma…ta!)
26. Tepuk tanaman
Tepuk 3Xakar
Tepuk 3X batang
Tepuk 3X daun
Tepuk 3X bunga
Tepuk 3X buah…..Nya…man!
(Aba-aba: Tepuk Tana..manl!)
27. Tepuk Engkol Motor
Tepuk 3Xngeng ngeng (seperti orang ngegas)
Tepuk 3X ngeng ngeng
Tepuk 3X diiit (Sambil memegang hidung)
(Aba-aba: Tepuk Engkol Mo..tor!)
28. Tepuk Mobil
Tepuk 3Xnaik mobil
Tepuk 3X pegang setir
Tepuk 3X tekan klakson
Tepuk 3X din din din
(Aba-aba: Tepuk Setir Mo..bil!)
29. Tepuk telepon
Tepuk 3Xkring kring kring kring
Tepuk 3X kring kring kring kring
Tepuk 3X Hallo
(Aba-aba: Tepuk til…pon!)
30. Tepuk Huruf vokal
Tepuk 3Xa
Tepuk 3X i
Tepuk 3X u
Tepuk 3X e
Tepuk 3X o
(Aba-aba: Tepuk Huruf Vooo…kaal!)
31. Tepuk Rasa
Tepuk 3Xada asam
Tepuk 3X ada asin
Tepuk 3X ada manis
Tepuk 3X ada pahit
Tepuk 3X macam-macam rasa
(Aba-aba: Tepuk Ra..sa!)
32. Tepuk keluarga
Tepuk 3Xada ayah
Tepuk 3X ada ibu
Tepuk 3X ada kakak
Tepuk 3X ada adik
Tepuk 3X hidup rukun,…. Bahagia!!
(Aba-aba: Tepuk keluar..ga!)
33. Tepuk Tertawa hurufvokal
Tepuk 3Xha ha ha ha
Tepuk 3X hi hi hi hi
Tepuk 3X hu hu hu hu
Tepuk 3X he he he he
Tepuk 3X ho h ho ho
(Aba-aba: Tepuk Ta…wa!)
34. Tepuk Pilot
Tepuk 3X aku
Tepuk 3X anak sehat
Tepuk 3X belajar
Tepuk 3X dengan giat
Tepuk 3X sudah besar
Tepuk 3X jadi pilot
(Aba-aba: Tepuk Pi…lot!).
35. Tepuk Damai Indonesia
Tepuk 3Xaku anak Indonesia!
Tepuk 3X tanah air kubanggakan!
Tepuk 3X cinta damai
Tepuk 3X selamanya
(Aba-aba: Tepuk damai Indonesia!)
36. TepukGatra Indonesia
Tepuk 3X Indonesia
Tepuk 3X Tanah Airku
Tepuk 3X Indonesia Raya
Tepuk 3X Lagu kebangsaanku
Tepuk 3X Garuda
Tepuk 3X Lambang negaraku
Tepuk 3X Pancasila
Tepuk 3X Dasar negaraku
Tepuk 3X Itulah Indonesiaku
(Aba-aba: Tepuk Gatra Indone..sia!)
37. Tepuk Merdeka
Tepuk 3Xtujuhbelas
Tepuk 3X agustus
Tepuk 3X empat lima
Tepuk 3X merdeka
(Aba-aba: Tepuk Merde..ka!)
38. Tepuk Nusantara
Tepuk 3Xada Jawa
Tepuk 3X ada sumatra
Tepuk 3X ada kalimantan
Tepuk 3X ada Sulawesi
Tepuk 3X dan Papua
Tepuk 3X itulah Indonesiaku
(Aba-aba: Tepuk Nusanta…ra!)
39. Tepuk Pelangi
Tepuk 3Xmerah
Tepuk 3X jingga
Tepuk 3X kuning
Tepuk 3X hijau
Tepuk 3X biru
Tepuk 3X nila
Tepuk 3X ungu
Tepuk 3X me ji ku hi bi ni u
(Aba-aba: Tepuk Pela..ngi!)
40. Tepuk alam semesta
Tepuk 3Xada bumi
Tepuk 3X ada bulan
Tepuk 3X ada matahari
Tepuk 3X ada bintang
Tepuk 3X ada komet
Tepuk 3X ada planet
Tepuk 3X alam semesta
Tepuk 3X ciptaan Tuhan
Yesss
(Aba-aba: Tepuk Semes..ta!)
41. Tepuk Es Jus 2
Tepuk 3X Ting (bersamaandengan kata “ Ting” tangan kanandiangkat ke atas).
Tepuk 3X Tong (bersamaan dengan kata “Tong” tangan kiri diangkat ke atas).
Tepuk 3X Ting Tong (bersamaandengan kata Ting tangan kanan diangkat ke atas, (bersamaan dengan kata Tongtangan kiri diangkat ke atas).
Tepuk 3X Jussss. (bersamaan dengankata Juss kedua tangan dijulurkan ke depan).
(Aba-aba:Tepuk Es Jus Du.a!)
42. Tepuk Setan
Tepuk 2X Cipa’e…eeeee (Pada kata eeeee tangan kanan ditempel-tempelkanke mulut)
Tepuk 2X Cipao … ooooo (Pada kata ooooo tangan kanan ditempel-tempelkanke mulut)
OO..OO..pyar (pada kata pyarkedua tangan diangkat ke atas).
(Aba-aba: Tepuk Se..tan!)
43. Tepuk Reyog Ponorogo
Tepuk 3X Ha e..ha e
Tepuk 3X Ha o .. Hao
Tepuk 3X Ha e .. Hao
Tepuk 3X wo wo wo wo wo wo.
(Aba-aba:Tepuk Ponoro..go!)
44. Tepuk Imunisasi (JK)
Tepuk tangan 2X (sambil mengucap Imu)Tepuk paha 3X (sambil mengucap nisasi). 3X
Tepuk 1X Sehat (Tangan kanan diangkat)
Tepuk 1X Kuat (Tangan kiridiangkat)
Yeeee (berteriak kuat dua tangan digoyangkan).
(Aba-aba: Tepuk Imunisa…si!)
45. Tepuk Bumbu(JK)
Tepuk 3X Ada kunyit
Tepuk 3X Ada merica
Tepuk 3X Ada kencur
He..he…he
Tepuk 3X Ada ketumbar
Tepuk 3X Ada kemiri
Tepuk 3X semua di dapur
Masak yoo!
(Aba-aba: Tepuk Bum…bu!)
Hayoo, siapa yang tahu itu menaksir .. menaksir adalah suatu perasaan menyukai seseorang .. upsss .. pramuka euyy bukan percintaan , wah wah wah .. anak bangsa masa jawabnya begitu ..
mau tau menaksir yang dimaksud itu apa, mau tau .. yuuuk simak baik-baik materi dibawah ini.
Menaksir
itu adalah mengira-ngira. Oleh karena itu jika hasil penaksiran berbeda
sedikit dengan kenyataan sebenarnya (dengan batas tertentu. Kemudian
disebut toleransi) sudah dianggap baik/benar.
Menaksir Lebar Sungai
Dengan cara perbandingan
1. Tetapkan titik A diseberang sungai (pohon/batu)
2. Jadikan tempat kita berdiri (titk B)
3. Berjalanlah ke kiri/sisi sungai sejauh 10m, itu titik C
4. Dari titik C jalan terus sejauh 5m (setengah dari jarak BC) dan itu adalah titik D.
5. Dari titik
D tersebut kita jalan menjauhi sungai kearah E,dengan pandangan melihat
ke samping. Berhentilah jika sudah melihat titik C dan titik A tepat
satu garis.
6. Dengan demikian jarak lebar sungai adalah 2XDE
Menaksir Tinggi
a. Menaksir Tinggi Pohon
1. Kita berjalan dari pohon sejauh 11m, sebut saja titik B
2. Di titik B, berdiri seorang temanmu (diam) dengan sebatang Tongkat. Lalu kita maju 1m ke titik C.
3. Di
titik C, kita bertiarap dan intai ujung atas pohon melalui Sisi
tongkat. Perhatikan tinggi pohon terletak dimana pada Tongkat. Sebut itu
titik D tinggi pohon adalah titik E
4. Maka tinggi pohon (AE) adalah 12 x BD.
5. Rumus tingginya AE = 12 BD
b. Menaksir Tinggi Tiang Listrik / bendera
1. Tinggi Tongkat (AB) missal adalah 160cm
2. Tinggi tiang listrik dimisalkan CD
3. Banyangan tongkat misalkan 20cm. jadi perbandingan 20 : 160 = 1: 8
4. Jika
panjang bayangan tiang listrik di tanah 80cm,menaksir tinggi tiang
dengan cara mengalikanya dengan skala perbandingan tongkat
Tinggi Tiang = 80cm x 8 = 640cm = 6,4m
Menaksir Kecepatan Arus Sungai
a. Kita tentukan 2 titik di tepi sungai / selokan, sebut saja titik A dan B
b. Jaraknya jangan terlalu jauh, 2m,5m, atau 10m (usahakan mencari lintasan air yang lurus, tidak banyak rintangan)
c. Lalu di titik A kita hanyutkan benda yang ringan dan mengapung, benda akan terbawa arus ke B.
d. Hitung waktu dari mulai titik A sampai benda itu sampai ke titik B.
RUMUS Kecepatan Arus adalah V = Jarak / waktu jarak 10m, waktu tempuhnya 4,5 detik.
Kecepatan arus adalah = 10m : 4,5detik = 22m/dtk
Siaga
1. Acara persiapan
Pembina/Pembantu Pembina Siaga memanggil anggota perindukan dengan barisan bersaf
Para Pembina Siaga memeriksa kebersiahan, kerapihan dll., sesuai dengan tugasnya, dan memilih barung yang terbaik dan barung yang terbaik tersebut mendapat kepercayaan untuk mempersiapkan upacara pembukaan.
2. Uraian Kegiatan
Seluruh anggota perindukan dalam barungnya masing-masing membentuk barisan bersaf
Siaga/Sulung yang terpilih mempersiapkan segala perlengkapan upacara untuk upacara pembukaan
3. Perlengkapan
Bendera Merah Putih/tiangnya, teks Pancasila, teks Dwi Darma
4. Acara Pokok
Sulung memanggil seluruh peserta upacara dengan .....siagaaaaaaa dan dijawab Siaaaap oleh para siaga, kemudian Sulung membuat kode lingkaran kecil maka berlarilah para siaga membentuk lingkaran kecil menurut barungnya masing-masing dan barung si sulung berapa di depanya. kemudian membentuk lingkaran besar
5. Penjemputan Pembina Upacara Yanda/Bunda
Sulung/Pemimpin Upacara menjemput pembina upacara
Sulung menjemput yanda/Bunda dengan ucapan "yanda, upacara pembukaan latihan perindukan siaga sudah bisa dimulai yanda sudi membukanya." kemudian Yanda mengatakan "Terima kasih" kemudian Yanda/ Bunda Memegang tangan Kiri Sulung dan membimbingnya memasuki lingkaran dan menempatkannya di depan standart/totem
6. Penjemputan Bendera Merah Putih
Yanda/bunda memerintahkan sulung untuk mengambil Bendera Merah Putih "Sulung, ambil Pusaka kita". dan sulung pun keluar melalui pintu untuk mengambil bendera merah putih.
Kemudian memasuki lingkaran dan pada waktu di pinggir lingkaran (pintu) berhenti sejenak dan penghormatan dipimpin oleh Yanda/Bunda dan diikuti oleh seluruh peserta upacara
7. Pembacaan Teks Pancasila
Pembacaan teks Pancasila oleh pembina upacara Yanda/Bunda
Yanda/ Bunda membacakan teks Pancasila diikuti oleh seluruh peserta upacara
8. Pembacaan teks Dwi darma
Pembacaan teks Dwi Darma oleh Sulung
Sulung membacakan dan dibalas oleh peserta sbb : Sulung : Dwi Darma, siaga membalas serupa kemudian Sulung ; "Siaga itu menurut ayah dan bundanya" dijawan"kami menurut ayah dan bunda kami". Sulung: "Siaga itu berani dan tidak putus asa" dijawab "kami berani dan tidak putus asa"
Selesai membaca teks dwi darma Yanda/ Bunda memerintahkan sulung kembali ke barungnya dan pada waktu sulung kembali ke barungnya wakilnya yang tadi menempati posisi pemimpin barung kembali ke tempatnya melalui jalan belakang.
9. Kata Bimbingan
Yanda/Bunda memberikan kata bimbingan
Pada waktu memberikan kata bimbingan Yanda/Bunda cukup dengan sikap instirahat maka seluruh peserta upacara mengikutinya dengan sikap istirahat
Selesai pengarahan Yanda/bunda kembali sikap sempurna dan diikuti oleh seluruh peserta upacara dengan sikap sempurna/siap
10. Do'a
doa dipimpin oleh yanda/Bunda
doa diucapkan dna diikuti oleh seluruh siaga (doa cukup pendek saja)
11. Selesai
Upacara Pembukaan selesai
Selesai Yanda/bunda berdo'a maka selesailah upacara
dilanjutkan dengan kegiatan lainnya. Ingat..! Yanda dan Bunda tidak membubarkan lingkaran tetapi langsung dilanjutkan dengan kegiatan yang sesuai dengan jadwal latihan.
Penggalang
1. Acara persiapan
Tiap-tiap pemimpin regu memanggil anggotanya dengan barisan bersaf
Para pimpinan regu memeriksa kebersiahan, kerapihan dll., sesuai dengan tugasnya, dan penggalang yang terpilih sebagai petugas upacara mempersiapkan peralatan yang diperlukan dalam upacara pembukaan.
2. Perlengkapan
Bendera Merah Putih, tiang bendera (biasanya stok yang disambung) yang sudah berdiri , teks Pancasila, teks Dasa Darma
3. Acara Pokok
Pratama memanggil seluruh peserta upacara dengan pluit (bunyinya : priiiiit.......dan dijawab Siaaaap oleh para penggalang), kemudian pratama membuat kode angkare sambil meniup pluit dengan bunyi ptit..prit...prit..maka berlarilah para penggalang membentuk barisan berbentuk angkare menurut regunya masing-masing.
4. Penjemputan Pembina Upacara
pratama/Pemimpin Upacara menjemput pembina upacara
pratama menjemput pembina dengan ucapan "kak, upacara pembukaan latihan pasukan penggalang sudah bisa dimulai, kakak dipersilahkan." kemudian pembina mengatakan "Terima kasih" kemudian pratama kembali ke tempat semula dan pembina mengambil tempat di belakang tiang bendera.
5. Upacara dimulai
slah seorang dari pembina maju satu langkah ke depan menandakan upacara dimulai.
penghormatan kepada pembina dipimpin oleh pratama dan diikuti oleh seluruh peserta upacara
Laporan dari pratama kepada pembina bahwa upacara pembukaan latihan siap dilaksanakan, kemudian pradana kembali ke barisan regunya dan wakil yang tadinya menempati tempatnya kembali ke tempat yang paling kiri dari regunya
6. Pengibaran Bendera Merah Putih
pembina memerintahkan petugas bendera untuk menaikkan bendera dengan ucapan "petugas bendera". dan petugas pun maju membawa bendera merah putih.
Kemudian setelah bendera siap diikat, penghormatan dipimpin oleh pembina dan diikuti oleh seluruh peserta upacara
7. Pembacaan Teks Pancasila
Pembacaan teks Pancasila oleh pembina upacara
pembiana membacakan teks Pancasila diikuti oleh seluruh peserta upacara
8. Pembacaan teks Dasa darma
Pembacaan teks Dasa Darma oleh petugas
Petugas Dasa Darma,
9. Kata Bimbingan
Pembina memberikan kata bimbingan
Pada waktu memberikan kata bimbingan Pembiana cukup dengan sikap instirahat maka seluruh peserta upacara mengikutinya dengan sikap istirahat
Selesai pengarahan Pembina kembali sikap sempurna dan diikuti oleh seluruh peserta upacara dengan sikap sempurna/siap
10. Do'a
doa dipimpin oleh pembina
doa boleh secara berjamaah. boleh juga secara sendiri-sendiri.
11. Selesai
Upacara Pembukaan selesai
Selesai berdo'a maka selesailah upacara
dilanjutkan dengan kegiatan lainnya.
Penegak1. Acara persiapan
Tiap-tiap pemimpin sangga memanggil anggotanya dengan barisan bersaf
Para pimpinan sangga memeriksa kebersiahan, kerapihan dll., sesuai dengan tugasnya, dan penegak yang terpilih sebagai petugas upacara mempersiapkan peralatan yang diperlukan dalam upacara pembukaan.
2. Uraian Kegiatan
Seluruh anggota ambalan dalam sangganya masing-masing membentuk barisan bersaf
pradana mengecek persiapan upacara untuk upacara pembukaan
3. Perlengkapan
Bendera Merah Putih, tiang bendera (biasanya stok yang disambung) yang sudah berdiri , teks Pancasila, teks Dasa Darma
4. Acara Pokok
Pradana memanggil seluruh peserta upacara dengan pluit (bunyinya : priiiiit.......dan dijawab Siaaaap oleh para penegak), kemudian pradana membuat kode bersaf sambil meniup pluit dengan bunyi ptit..prit...prit..maka berlarilah para penegak membentuk barisan bersaf menurut sanggaya masing-masing.
Laporan tiap-tiap pinsa (pimpinan sangga) kepada pradana. dalam hal ini pinsa melaporkan nama sangga dan jumlah anggota yang hadir.
5. Penjemputan Pembina Upacara Yanda/Bunda
pradana/Pemimpin Upacara menjemput pembina upacara
pradana menjemput pembina dengan ucapan "kak, upacara pembukaan latihan ambalan sudah bisa dimulai apakah kakak sudi membukanya." kemudian pembina mengatakan "Terima kasih", saya bersedia." kemudian pradana mengantar pembina memasuki barisan dan menempatkannya di barisan paling kanan. setelah itu pradana kembali ketempat semula.
6. Pengibaran Bendera Merah Putih
pradana memerintahkan petugas bendera untuk menaikkan bendera dengan ucapan "petugas bendera". dan petugas pun maju membawa bendera merah putih.
Kemudian setelah bendera siap diikat, penghormatan dipimpin oleh pradana dan diikuti oleh seluruh peserta upacara
7. Pembacaan Teks Pancasila
Pradana menjemput pembina untuk maju ke depan
Pembacaan teks Pancasila oleh pembina upacara
pembiana membacakan teks Pancasila diikuti oleh seluruh peserta upacara
8. Pembacaan teks Dasa darma
Pembacaan teks Dasa Darma oleh Sulung
Petugas Dasa Darma,
9. Kata Bimbingan
Pembina memberikan kata bimbingan
Pada waktu memberikan kata bimbingan Pembiana cukup dengan sikap instirahat maka seluruh peserta upacara mengikutinya dengan sikap istirahat
Selesai pengarahan Pembina kembali sikap sempurna dan diikuti oleh seluruh peserta upacara dengan sikap sempurna/siap
10. Do'a
doa dipimpin oleh pradana
doa boleh secara berjamaah. boleh juga secara sendiri-sendiri.
11. Selesai
Upacara Pembukaan selesai
Selesai berdo'a maka selesailah upacara
dilanjutkan dengan kegiatan lainnya.
Catatan : Apabila pembina tidak hadir atau tidak bersedia maka upacara tetap berlanjut dan tugas pembina diambil alih oleh pradana.
1. Acara persiapan
Pembina/Pembantu Pembina Siaga memanggil anggota perindukan dengan barisan bersaf
Para Pembina Siaga memeriksa kebersiahan, kerapihan dll., sesuai dengan tugasnya, dan memilih barung yang terbaik dan barung yang terbaik tersebut mendapat kepercayaan untuk mempersiapkan upacara pembukaan.
2. Uraian Kegiatan
Seluruh anggota perindukan dalam barungnya masing-masing membentuk barisan bersaf
Siaga/Sulung yang terpilih mempersiapkan segala perlengkapan upacara untuk upacara pembukaan
3. Perlengkapan
Bendera Merah Putih/tiangnya, teks Pancasila, teks Dwi Darma
4. Acara Pokok
Sulung memanggil seluruh peserta upacara dengan .....siagaaaaaaa dan dijawab Siaaaap oleh para siaga, kemudian Sulung membuat kode lingkaran kecil maka berlarilah para siaga membentuk lingkaran kecil menurut barungnya masing-masing dan barung si sulung berapa di depanya. kemudian membentuk lingkaran besar
5. Penjemputan Pembina Upacara Yanda/Bunda
Sulung/Pemimpin Upacara menjemput pembina upacara
Sulung menjemput yanda/Bunda dengan ucapan "yanda, upacara pembukaan latihan perindukan siaga sudah bisa dimulai yanda sudi membukanya." kemudian Yanda mengatakan "Terima kasih" kemudian Yanda/ Bunda Memegang tangan Kiri Sulung dan membimbingnya memasuki lingkaran dan menempatkannya di depan standart/totem
6. Penjemputan Bendera Merah Putih
Yanda/bunda memerintahkan sulung untuk mengambil Bendera Merah Putih "Sulung, ambil Pusaka kita". dan sulung pun keluar melalui pintu untuk mengambil bendera merah putih.
Kemudian memasuki lingkaran dan pada waktu di pinggir lingkaran (pintu) berhenti sejenak dan penghormatan dipimpin oleh Yanda/Bunda dan diikuti oleh seluruh peserta upacara
7. Pembacaan Teks Pancasila
Pembacaan teks Pancasila oleh pembina upacara Yanda/Bunda
Yanda/ Bunda membacakan teks Pancasila diikuti oleh seluruh peserta upacara
8. Pembacaan teks Dwi darma
Pembacaan teks Dwi Darma oleh Sulung
Sulung membacakan dan dibalas oleh peserta sbb : Sulung : Dwi Darma, siaga membalas serupa kemudian Sulung ; "Siaga itu menurut ayah dan bundanya" dijawan"kami menurut ayah dan bunda kami". Sulung: "Siaga itu berani dan tidak putus asa" dijawab "kami berani dan tidak putus asa"
Selesai membaca teks dwi darma Yanda/ Bunda memerintahkan sulung kembali ke barungnya dan pada waktu sulung kembali ke barungnya wakilnya yang tadi menempati posisi pemimpin barung kembali ke tempatnya melalui jalan belakang.
9. Kata Bimbingan
Yanda/Bunda memberikan kata bimbingan
Pada waktu memberikan kata bimbingan Yanda/Bunda cukup dengan sikap instirahat maka seluruh peserta upacara mengikutinya dengan sikap istirahat
Selesai pengarahan Yanda/bunda kembali sikap sempurna dan diikuti oleh seluruh peserta upacara dengan sikap sempurna/siap
10. Do'a
doa dipimpin oleh yanda/Bunda
doa diucapkan dna diikuti oleh seluruh siaga (doa cukup pendek saja)
11. Selesai
Upacara Pembukaan selesai
Selesai Yanda/bunda berdo'a maka selesailah upacara
dilanjutkan dengan kegiatan lainnya. Ingat..! Yanda dan Bunda tidak membubarkan lingkaran tetapi langsung dilanjutkan dengan kegiatan yang sesuai dengan jadwal latihan.
Penggalang
1. Acara persiapan
Tiap-tiap pemimpin regu memanggil anggotanya dengan barisan bersaf
Para pimpinan regu memeriksa kebersiahan, kerapihan dll., sesuai dengan tugasnya, dan penggalang yang terpilih sebagai petugas upacara mempersiapkan peralatan yang diperlukan dalam upacara pembukaan.
2. Perlengkapan
Bendera Merah Putih, tiang bendera (biasanya stok yang disambung) yang sudah berdiri , teks Pancasila, teks Dasa Darma
3. Acara Pokok
Pratama memanggil seluruh peserta upacara dengan pluit (bunyinya : priiiiit.......dan dijawab Siaaaap oleh para penggalang), kemudian pratama membuat kode angkare sambil meniup pluit dengan bunyi ptit..prit...prit..maka berlarilah para penggalang membentuk barisan berbentuk angkare menurut regunya masing-masing.
4. Penjemputan Pembina Upacara
pratama/Pemimpin Upacara menjemput pembina upacara
pratama menjemput pembina dengan ucapan "kak, upacara pembukaan latihan pasukan penggalang sudah bisa dimulai, kakak dipersilahkan." kemudian pembina mengatakan "Terima kasih" kemudian pratama kembali ke tempat semula dan pembina mengambil tempat di belakang tiang bendera.
5. Upacara dimulai
slah seorang dari pembina maju satu langkah ke depan menandakan upacara dimulai.
penghormatan kepada pembina dipimpin oleh pratama dan diikuti oleh seluruh peserta upacara
Laporan dari pratama kepada pembina bahwa upacara pembukaan latihan siap dilaksanakan, kemudian pradana kembali ke barisan regunya dan wakil yang tadinya menempati tempatnya kembali ke tempat yang paling kiri dari regunya
6. Pengibaran Bendera Merah Putih
pembina memerintahkan petugas bendera untuk menaikkan bendera dengan ucapan "petugas bendera". dan petugas pun maju membawa bendera merah putih.
Kemudian setelah bendera siap diikat, penghormatan dipimpin oleh pembina dan diikuti oleh seluruh peserta upacara
7. Pembacaan Teks Pancasila
Pembacaan teks Pancasila oleh pembina upacara
pembiana membacakan teks Pancasila diikuti oleh seluruh peserta upacara
8. Pembacaan teks Dasa darma
Pembacaan teks Dasa Darma oleh petugas
Petugas Dasa Darma,
9. Kata Bimbingan
Pembina memberikan kata bimbingan
Pada waktu memberikan kata bimbingan Pembiana cukup dengan sikap instirahat maka seluruh peserta upacara mengikutinya dengan sikap istirahat
Selesai pengarahan Pembina kembali sikap sempurna dan diikuti oleh seluruh peserta upacara dengan sikap sempurna/siap
10. Do'a
doa dipimpin oleh pembina
doa boleh secara berjamaah. boleh juga secara sendiri-sendiri.
11. Selesai
Upacara Pembukaan selesai
Selesai berdo'a maka selesailah upacara
dilanjutkan dengan kegiatan lainnya.
Penegak1. Acara persiapan
Tiap-tiap pemimpin sangga memanggil anggotanya dengan barisan bersaf
Para pimpinan sangga memeriksa kebersiahan, kerapihan dll., sesuai dengan tugasnya, dan penegak yang terpilih sebagai petugas upacara mempersiapkan peralatan yang diperlukan dalam upacara pembukaan.
2. Uraian Kegiatan
Seluruh anggota ambalan dalam sangganya masing-masing membentuk barisan bersaf
pradana mengecek persiapan upacara untuk upacara pembukaan
3. Perlengkapan
Bendera Merah Putih, tiang bendera (biasanya stok yang disambung) yang sudah berdiri , teks Pancasila, teks Dasa Darma
4. Acara Pokok
Pradana memanggil seluruh peserta upacara dengan pluit (bunyinya : priiiiit.......dan dijawab Siaaaap oleh para penegak), kemudian pradana membuat kode bersaf sambil meniup pluit dengan bunyi ptit..prit...prit..maka berlarilah para penegak membentuk barisan bersaf menurut sanggaya masing-masing.
Laporan tiap-tiap pinsa (pimpinan sangga) kepada pradana. dalam hal ini pinsa melaporkan nama sangga dan jumlah anggota yang hadir.
5. Penjemputan Pembina Upacara Yanda/Bunda
pradana/Pemimpin Upacara menjemput pembina upacara
pradana menjemput pembina dengan ucapan "kak, upacara pembukaan latihan ambalan sudah bisa dimulai apakah kakak sudi membukanya." kemudian pembina mengatakan "Terima kasih", saya bersedia." kemudian pradana mengantar pembina memasuki barisan dan menempatkannya di barisan paling kanan. setelah itu pradana kembali ketempat semula.
6. Pengibaran Bendera Merah Putih
pradana memerintahkan petugas bendera untuk menaikkan bendera dengan ucapan "petugas bendera". dan petugas pun maju membawa bendera merah putih.
Kemudian setelah bendera siap diikat, penghormatan dipimpin oleh pradana dan diikuti oleh seluruh peserta upacara
7. Pembacaan Teks Pancasila
Pradana menjemput pembina untuk maju ke depan
Pembacaan teks Pancasila oleh pembina upacara
pembiana membacakan teks Pancasila diikuti oleh seluruh peserta upacara
8. Pembacaan teks Dasa darma
Pembacaan teks Dasa Darma oleh Sulung
Petugas Dasa Darma,
9. Kata Bimbingan
Pembina memberikan kata bimbingan
Pada waktu memberikan kata bimbingan Pembiana cukup dengan sikap instirahat maka seluruh peserta upacara mengikutinya dengan sikap istirahat
Selesai pengarahan Pembina kembali sikap sempurna dan diikuti oleh seluruh peserta upacara dengan sikap sempurna/siap
10. Do'a
doa dipimpin oleh pradana
doa boleh secara berjamaah. boleh juga secara sendiri-sendiri.
11. Selesai
Upacara Pembukaan selesai
Selesai berdo'a maka selesailah upacara
dilanjutkan dengan kegiatan lainnya.
Catatan : Apabila pembina tidak hadir atau tidak bersedia maka upacara tetap berlanjut dan tugas pembina diambil alih oleh pradana.
Ada sebuah pertanyaan yang menggelitik; Bagaimana ring kacu leher
atau cincin pengikat setangan leher pramuka yang benar?. Ring kacu
leher (setangan leher) atau disebut juga cincin kacu leher (setangan
leher) adalah bagian dari kacu leher atau setangan leher pramuka.
Saat dikenakan, kacu leher atau setangan leher pramuka di bagian leher sebelah depan diikat dengan menggunakan cincin atau ring.
Yang kemudian menjadi pertanyaan adalah, bagaimana bentuk, ukuran, warna, bahan, dan ketentuan-ketentuan lain terkait dengan cincin atau ring kacu leher ini. Apakah ada perbedaan antara cincin setangan leher yang dikenakan anggota pramuka putra dengan anggota pramuka putri? Adakah perbedaan antara yang digunakan oleh anggota muda (Siaga, Penggalang, Penegak, dan pandega) dengan anggota dewasa (Pembina, anggota Mabi, dll)?.
Yang umum kita jumpai dijual bebas adalah cincin setangan leher dengan lambang Gerakan Pramuka (tunas kelapa) dan warna dasar sesuai dengan golongan usia didik pramuka. Pramuka siaga berwarna dasar hijau, pramuka penggalang dengan warna dasar merah, dan warna kuning dan coklat untuk pramuka penegak dan pandega.
Namun tidak jarang juga kita jumpai ring kacu leher yang dibuat dari jalinan rotan atau bambu (dengan simpul cincin). Cincin setangan leher dengan berbagai gambar atau logo terkait kepramukaan juga bisa dengan mudah kita jumpai. Bahkan ada juga cincin kacu leher dengan menggunakan batu akik!
Untuk menjawab pertanyaan, bagaimana cincin atau ring kacu leher yang benar, kita harus mengacu pada peraturan yang berlaku di Gerakan Pramuka. Salah satunya adalah Petunjuk Penyelenggaraan tentang Pakaian Seragam Pramuka sebagaimana ditetapkan melalui Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 174 Tahun 2012.
Dalam Jukran Pakaian Seragam Anggota Gerakan Pramuka tersebut hanya terdapat kalimat "dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher" sebagai point angka d) dalam pembahasan tentang setangan leher pramuka. Dalam bagian tersebut disebutkan bahan, bentuk, cara melipat, dan cara mengenakan setangan leher pramuka yang salah satu bagiannya menyebutkan bahwa kacu leher tersebut dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher.
Lalu bagaimana bentuk, bahan, ukuran, dan warna ring (cincin) setangan leher. SK Kwarnas Nomor 174 tahun 2012 tersebut tidak merincinya.
Di berbagai peraturan yang berlaku di dalam Gerakan Pramuka lainnya pun tidak ada satupun yang secara jelas menyebutkan bentuk, bahan, ukuran, dan warna ring (cincin) setangan leher.
Artinya apa? Artinya setiap anggota Gerakan Pramuka memiliki kebebasan untuk mengenakan model cincin (ring) setangan leher yang disukai. oleh-boleh saja seorang anggota pramuka mengikat setangan lehernya dengan cincin setangan leher jadi yang telah dijual umum ataupun membuat sendiri dari berbagai bahan dan desain, bahkan jika diperlukan menggunakan 'ring darurat' yang yang dibuat dari bahan-bahan seadanya.
Dengan mengenakan ring setangan leher buatan sendiri justru akan menunjukkan kreatifitas seorang pramuka. Semisal ring setangan leher yang dibuat dari anyaman tali, anyaman kabel bekas, potongan pipa pralon dan barang-barang bekas lainnya yang didesain dan dibentuk sendiri. Masing-masing pramuka boleh mengenakan cincin (ring) setangan leher dari bahan apapun, dengan bentuk dan model yang bagaimanapun, dan warna apapun!
Kalau bebas berarti tidak ada batasan, dong! Meskipun bebas mengenakan cincin (ring) setangan leher dengan bahan, bentuk, bahan, dan warna apapun, seorang pramuka tetap dibatasi dengan norma agama, norma negara, dan adat istiadat masyarakat setempat. Sehingga cincin (ring) setangan leher yang dibuat dan dikenakan jangan sampai melecehkan setangan leher, pramuka, agama tertentu, negara, serta adat istiadat dan budaya masyarakat setempat.
Saat dikenakan, kacu leher atau setangan leher pramuka di bagian leher sebelah depan diikat dengan menggunakan cincin atau ring.
Yang kemudian menjadi pertanyaan adalah, bagaimana bentuk, ukuran, warna, bahan, dan ketentuan-ketentuan lain terkait dengan cincin atau ring kacu leher ini. Apakah ada perbedaan antara cincin setangan leher yang dikenakan anggota pramuka putra dengan anggota pramuka putri? Adakah perbedaan antara yang digunakan oleh anggota muda (Siaga, Penggalang, Penegak, dan pandega) dengan anggota dewasa (Pembina, anggota Mabi, dll)?.
Yang umum kita jumpai dijual bebas adalah cincin setangan leher dengan lambang Gerakan Pramuka (tunas kelapa) dan warna dasar sesuai dengan golongan usia didik pramuka. Pramuka siaga berwarna dasar hijau, pramuka penggalang dengan warna dasar merah, dan warna kuning dan coklat untuk pramuka penegak dan pandega.
Namun tidak jarang juga kita jumpai ring kacu leher yang dibuat dari jalinan rotan atau bambu (dengan simpul cincin). Cincin setangan leher dengan berbagai gambar atau logo terkait kepramukaan juga bisa dengan mudah kita jumpai. Bahkan ada juga cincin kacu leher dengan menggunakan batu akik!
Untuk menjawab pertanyaan, bagaimana cincin atau ring kacu leher yang benar, kita harus mengacu pada peraturan yang berlaku di Gerakan Pramuka. Salah satunya adalah Petunjuk Penyelenggaraan tentang Pakaian Seragam Pramuka sebagaimana ditetapkan melalui Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 174 Tahun 2012.
Dalam Jukran Pakaian Seragam Anggota Gerakan Pramuka tersebut hanya terdapat kalimat "dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher" sebagai point angka d) dalam pembahasan tentang setangan leher pramuka. Dalam bagian tersebut disebutkan bahan, bentuk, cara melipat, dan cara mengenakan setangan leher pramuka yang salah satu bagiannya menyebutkan bahwa kacu leher tersebut dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher.
Lalu bagaimana bentuk, bahan, ukuran, dan warna ring (cincin) setangan leher. SK Kwarnas Nomor 174 tahun 2012 tersebut tidak merincinya.
Di berbagai peraturan yang berlaku di dalam Gerakan Pramuka lainnya pun tidak ada satupun yang secara jelas menyebutkan bentuk, bahan, ukuran, dan warna ring (cincin) setangan leher.
Artinya apa? Artinya setiap anggota Gerakan Pramuka memiliki kebebasan untuk mengenakan model cincin (ring) setangan leher yang disukai. oleh-boleh saja seorang anggota pramuka mengikat setangan lehernya dengan cincin setangan leher jadi yang telah dijual umum ataupun membuat sendiri dari berbagai bahan dan desain, bahkan jika diperlukan menggunakan 'ring darurat' yang yang dibuat dari bahan-bahan seadanya.
Dengan mengenakan ring setangan leher buatan sendiri justru akan menunjukkan kreatifitas seorang pramuka. Semisal ring setangan leher yang dibuat dari anyaman tali, anyaman kabel bekas, potongan pipa pralon dan barang-barang bekas lainnya yang didesain dan dibentuk sendiri. Masing-masing pramuka boleh mengenakan cincin (ring) setangan leher dari bahan apapun, dengan bentuk dan model yang bagaimanapun, dan warna apapun!
Kalau bebas berarti tidak ada batasan, dong! Meskipun bebas mengenakan cincin (ring) setangan leher dengan bahan, bentuk, bahan, dan warna apapun, seorang pramuka tetap dibatasi dengan norma agama, norma negara, dan adat istiadat masyarakat setempat. Sehingga cincin (ring) setangan leher yang dibuat dan dikenakan jangan sampai melecehkan setangan leher, pramuka, agama tertentu, negara, serta adat istiadat dan budaya masyarakat setempat.