Archive for 2016-07-31
Siaga
1. Acara persiapan
Pembina/Pembantu Pembina Siaga memanggil anggota perindukan dengan barisan bersaf
Para Pembina Siaga memeriksa kebersiahan, kerapihan dll., sesuai dengan tugasnya, dan memilih barung yang terbaik dan barung yang terbaik tersebut mendapat kepercayaan untuk mempersiapkan upacara pembukaan.
2. Uraian Kegiatan
Seluruh anggota perindukan dalam barungnya masing-masing membentuk barisan bersaf
Siaga/Sulung yang terpilih mempersiapkan segala perlengkapan upacara untuk upacara pembukaan
3. Perlengkapan
Bendera Merah Putih/tiangnya, teks Pancasila, teks Dwi Darma
4. Acara Pokok
Sulung memanggil seluruh peserta upacara dengan .....siagaaaaaaa dan dijawab Siaaaap oleh para siaga, kemudian Sulung membuat kode lingkaran kecil maka berlarilah para siaga membentuk lingkaran kecil menurut barungnya masing-masing dan barung si sulung berapa di depanya. kemudian membentuk lingkaran besar
5. Penjemputan Pembina Upacara Yanda/Bunda
Sulung/Pemimpin Upacara menjemput pembina upacara
Sulung menjemput yanda/Bunda dengan ucapan "yanda, upacara pembukaan latihan perindukan siaga sudah bisa dimulai yanda sudi membukanya." kemudian Yanda mengatakan "Terima kasih" kemudian Yanda/ Bunda Memegang tangan Kiri Sulung dan membimbingnya memasuki lingkaran dan menempatkannya di depan standart/totem
6. Penjemputan Bendera Merah Putih
Yanda/bunda memerintahkan sulung untuk mengambil Bendera Merah Putih "Sulung, ambil Pusaka kita". dan sulung pun keluar melalui pintu untuk mengambil bendera merah putih.
Kemudian memasuki lingkaran dan pada waktu di pinggir lingkaran (pintu) berhenti sejenak dan penghormatan dipimpin oleh Yanda/Bunda dan diikuti oleh seluruh peserta upacara
7. Pembacaan Teks Pancasila
Pembacaan teks Pancasila oleh pembina upacara Yanda/Bunda
Yanda/ Bunda membacakan teks Pancasila diikuti oleh seluruh peserta upacara
8. Pembacaan teks Dwi darma
Pembacaan teks Dwi Darma oleh Sulung
Sulung membacakan dan dibalas oleh peserta sbb : Sulung : Dwi Darma, siaga membalas serupa kemudian Sulung ; "Siaga itu menurut ayah dan bundanya" dijawan"kami menurut ayah dan bunda kami". Sulung: "Siaga itu berani dan tidak putus asa" dijawab "kami berani dan tidak putus asa"
Selesai membaca teks dwi darma Yanda/ Bunda memerintahkan sulung kembali ke barungnya dan pada waktu sulung kembali ke barungnya wakilnya yang tadi menempati posisi pemimpin barung kembali ke tempatnya melalui jalan belakang.
9. Kata Bimbingan
Yanda/Bunda memberikan kata bimbingan
Pada waktu memberikan kata bimbingan Yanda/Bunda cukup dengan sikap instirahat maka seluruh peserta upacara mengikutinya dengan sikap istirahat
Selesai pengarahan Yanda/bunda kembali sikap sempurna dan diikuti oleh seluruh peserta upacara dengan sikap sempurna/siap
10. Do'a
doa dipimpin oleh yanda/Bunda
doa diucapkan dna diikuti oleh seluruh siaga (doa cukup pendek saja)
11. Selesai
Upacara Pembukaan selesai
Selesai Yanda/bunda berdo'a maka selesailah upacara
dilanjutkan dengan kegiatan lainnya. Ingat..! Yanda dan Bunda tidak membubarkan lingkaran tetapi langsung dilanjutkan dengan kegiatan yang sesuai dengan jadwal latihan.
Penggalang
1. Acara persiapan
Tiap-tiap pemimpin regu memanggil anggotanya dengan barisan bersaf
Para pimpinan regu memeriksa kebersiahan, kerapihan dll., sesuai dengan tugasnya, dan penggalang yang terpilih sebagai petugas upacara mempersiapkan peralatan yang diperlukan dalam upacara pembukaan.
2. Perlengkapan
Bendera Merah Putih, tiang bendera (biasanya stok yang disambung) yang sudah berdiri , teks Pancasila, teks Dasa Darma
3. Acara Pokok
Pratama memanggil seluruh peserta upacara dengan pluit (bunyinya : priiiiit.......dan dijawab Siaaaap oleh para penggalang), kemudian pratama membuat kode angkare sambil meniup pluit dengan bunyi ptit..prit...prit..maka berlarilah para penggalang membentuk barisan berbentuk angkare menurut regunya masing-masing.
4. Penjemputan Pembina Upacara
pratama/Pemimpin Upacara menjemput pembina upacara
pratama menjemput pembina dengan ucapan "kak, upacara pembukaan latihan pasukan penggalang sudah bisa dimulai, kakak dipersilahkan." kemudian pembina mengatakan "Terima kasih" kemudian pratama kembali ke tempat semula dan pembina mengambil tempat di belakang tiang bendera.
5. Upacara dimulai
slah seorang dari pembina maju satu langkah ke depan menandakan upacara dimulai.
penghormatan kepada pembina dipimpin oleh pratama dan diikuti oleh seluruh peserta upacara
Laporan dari pratama kepada pembina bahwa upacara pembukaan latihan siap dilaksanakan, kemudian pradana kembali ke barisan regunya dan wakil yang tadinya menempati tempatnya kembali ke tempat yang paling kiri dari regunya
6. Pengibaran Bendera Merah Putih
pembina memerintahkan petugas bendera untuk menaikkan bendera dengan ucapan "petugas bendera". dan petugas pun maju membawa bendera merah putih.
Kemudian setelah bendera siap diikat, penghormatan dipimpin oleh pembina dan diikuti oleh seluruh peserta upacara
7. Pembacaan Teks Pancasila
Pembacaan teks Pancasila oleh pembina upacara
pembiana membacakan teks Pancasila diikuti oleh seluruh peserta upacara
8. Pembacaan teks Dasa darma
Pembacaan teks Dasa Darma oleh petugas
Petugas Dasa Darma,
9. Kata Bimbingan
Pembina memberikan kata bimbingan
Pada waktu memberikan kata bimbingan Pembiana cukup dengan sikap instirahat maka seluruh peserta upacara mengikutinya dengan sikap istirahat
Selesai pengarahan Pembina kembali sikap sempurna dan diikuti oleh seluruh peserta upacara dengan sikap sempurna/siap
10. Do'a
doa dipimpin oleh pembina
doa boleh secara berjamaah. boleh juga secara sendiri-sendiri.
11. Selesai
Upacara Pembukaan selesai
Selesai berdo'a maka selesailah upacara
dilanjutkan dengan kegiatan lainnya.
Penegak1. Acara persiapan
Tiap-tiap pemimpin sangga memanggil anggotanya dengan barisan bersaf
Para pimpinan sangga memeriksa kebersiahan, kerapihan dll., sesuai dengan tugasnya, dan penegak yang terpilih sebagai petugas upacara mempersiapkan peralatan yang diperlukan dalam upacara pembukaan.
2. Uraian Kegiatan
Seluruh anggota ambalan dalam sangganya masing-masing membentuk barisan bersaf
pradana mengecek persiapan upacara untuk upacara pembukaan
3. Perlengkapan
Bendera Merah Putih, tiang bendera (biasanya stok yang disambung) yang sudah berdiri , teks Pancasila, teks Dasa Darma
4. Acara Pokok
Pradana memanggil seluruh peserta upacara dengan pluit (bunyinya : priiiiit.......dan dijawab Siaaaap oleh para penegak), kemudian pradana membuat kode bersaf sambil meniup pluit dengan bunyi ptit..prit...prit..maka berlarilah para penegak membentuk barisan bersaf menurut sanggaya masing-masing.
Laporan tiap-tiap pinsa (pimpinan sangga) kepada pradana. dalam hal ini pinsa melaporkan nama sangga dan jumlah anggota yang hadir.
5. Penjemputan Pembina Upacara Yanda/Bunda
pradana/Pemimpin Upacara menjemput pembina upacara
pradana menjemput pembina dengan ucapan "kak, upacara pembukaan latihan ambalan sudah bisa dimulai apakah kakak sudi membukanya." kemudian pembina mengatakan "Terima kasih", saya bersedia." kemudian pradana mengantar pembina memasuki barisan dan menempatkannya di barisan paling kanan. setelah itu pradana kembali ketempat semula.
6. Pengibaran Bendera Merah Putih
pradana memerintahkan petugas bendera untuk menaikkan bendera dengan ucapan "petugas bendera". dan petugas pun maju membawa bendera merah putih.
Kemudian setelah bendera siap diikat, penghormatan dipimpin oleh pradana dan diikuti oleh seluruh peserta upacara
7. Pembacaan Teks Pancasila
Pradana menjemput pembina untuk maju ke depan
Pembacaan teks Pancasila oleh pembina upacara
pembiana membacakan teks Pancasila diikuti oleh seluruh peserta upacara
8. Pembacaan teks Dasa darma
Pembacaan teks Dasa Darma oleh Sulung
Petugas Dasa Darma,
9. Kata Bimbingan
Pembina memberikan kata bimbingan
Pada waktu memberikan kata bimbingan Pembiana cukup dengan sikap instirahat maka seluruh peserta upacara mengikutinya dengan sikap istirahat
Selesai pengarahan Pembina kembali sikap sempurna dan diikuti oleh seluruh peserta upacara dengan sikap sempurna/siap
10. Do'a
doa dipimpin oleh pradana
doa boleh secara berjamaah. boleh juga secara sendiri-sendiri.
11. Selesai
Upacara Pembukaan selesai
Selesai berdo'a maka selesailah upacara
dilanjutkan dengan kegiatan lainnya.
Catatan : Apabila pembina tidak hadir atau tidak bersedia maka upacara tetap berlanjut dan tugas pembina diambil alih oleh pradana.
1. Acara persiapan
Pembina/Pembantu Pembina Siaga memanggil anggota perindukan dengan barisan bersaf
Para Pembina Siaga memeriksa kebersiahan, kerapihan dll., sesuai dengan tugasnya, dan memilih barung yang terbaik dan barung yang terbaik tersebut mendapat kepercayaan untuk mempersiapkan upacara pembukaan.
2. Uraian Kegiatan
Seluruh anggota perindukan dalam barungnya masing-masing membentuk barisan bersaf
Siaga/Sulung yang terpilih mempersiapkan segala perlengkapan upacara untuk upacara pembukaan
3. Perlengkapan
Bendera Merah Putih/tiangnya, teks Pancasila, teks Dwi Darma
4. Acara Pokok
Sulung memanggil seluruh peserta upacara dengan .....siagaaaaaaa dan dijawab Siaaaap oleh para siaga, kemudian Sulung membuat kode lingkaran kecil maka berlarilah para siaga membentuk lingkaran kecil menurut barungnya masing-masing dan barung si sulung berapa di depanya. kemudian membentuk lingkaran besar
5. Penjemputan Pembina Upacara Yanda/Bunda
Sulung/Pemimpin Upacara menjemput pembina upacara
Sulung menjemput yanda/Bunda dengan ucapan "yanda, upacara pembukaan latihan perindukan siaga sudah bisa dimulai yanda sudi membukanya." kemudian Yanda mengatakan "Terima kasih" kemudian Yanda/ Bunda Memegang tangan Kiri Sulung dan membimbingnya memasuki lingkaran dan menempatkannya di depan standart/totem
6. Penjemputan Bendera Merah Putih
Yanda/bunda memerintahkan sulung untuk mengambil Bendera Merah Putih "Sulung, ambil Pusaka kita". dan sulung pun keluar melalui pintu untuk mengambil bendera merah putih.
Kemudian memasuki lingkaran dan pada waktu di pinggir lingkaran (pintu) berhenti sejenak dan penghormatan dipimpin oleh Yanda/Bunda dan diikuti oleh seluruh peserta upacara
7. Pembacaan Teks Pancasila
Pembacaan teks Pancasila oleh pembina upacara Yanda/Bunda
Yanda/ Bunda membacakan teks Pancasila diikuti oleh seluruh peserta upacara
8. Pembacaan teks Dwi darma
Pembacaan teks Dwi Darma oleh Sulung
Sulung membacakan dan dibalas oleh peserta sbb : Sulung : Dwi Darma, siaga membalas serupa kemudian Sulung ; "Siaga itu menurut ayah dan bundanya" dijawan"kami menurut ayah dan bunda kami". Sulung: "Siaga itu berani dan tidak putus asa" dijawab "kami berani dan tidak putus asa"
Selesai membaca teks dwi darma Yanda/ Bunda memerintahkan sulung kembali ke barungnya dan pada waktu sulung kembali ke barungnya wakilnya yang tadi menempati posisi pemimpin barung kembali ke tempatnya melalui jalan belakang.
9. Kata Bimbingan
Yanda/Bunda memberikan kata bimbingan
Pada waktu memberikan kata bimbingan Yanda/Bunda cukup dengan sikap instirahat maka seluruh peserta upacara mengikutinya dengan sikap istirahat
Selesai pengarahan Yanda/bunda kembali sikap sempurna dan diikuti oleh seluruh peserta upacara dengan sikap sempurna/siap
10. Do'a
doa dipimpin oleh yanda/Bunda
doa diucapkan dna diikuti oleh seluruh siaga (doa cukup pendek saja)
11. Selesai
Upacara Pembukaan selesai
Selesai Yanda/bunda berdo'a maka selesailah upacara
dilanjutkan dengan kegiatan lainnya. Ingat..! Yanda dan Bunda tidak membubarkan lingkaran tetapi langsung dilanjutkan dengan kegiatan yang sesuai dengan jadwal latihan.
Penggalang
1. Acara persiapan
Tiap-tiap pemimpin regu memanggil anggotanya dengan barisan bersaf
Para pimpinan regu memeriksa kebersiahan, kerapihan dll., sesuai dengan tugasnya, dan penggalang yang terpilih sebagai petugas upacara mempersiapkan peralatan yang diperlukan dalam upacara pembukaan.
2. Perlengkapan
Bendera Merah Putih, tiang bendera (biasanya stok yang disambung) yang sudah berdiri , teks Pancasila, teks Dasa Darma
3. Acara Pokok
Pratama memanggil seluruh peserta upacara dengan pluit (bunyinya : priiiiit.......dan dijawab Siaaaap oleh para penggalang), kemudian pratama membuat kode angkare sambil meniup pluit dengan bunyi ptit..prit...prit..maka berlarilah para penggalang membentuk barisan berbentuk angkare menurut regunya masing-masing.
4. Penjemputan Pembina Upacara
pratama/Pemimpin Upacara menjemput pembina upacara
pratama menjemput pembina dengan ucapan "kak, upacara pembukaan latihan pasukan penggalang sudah bisa dimulai, kakak dipersilahkan." kemudian pembina mengatakan "Terima kasih" kemudian pratama kembali ke tempat semula dan pembina mengambil tempat di belakang tiang bendera.
5. Upacara dimulai
slah seorang dari pembina maju satu langkah ke depan menandakan upacara dimulai.
penghormatan kepada pembina dipimpin oleh pratama dan diikuti oleh seluruh peserta upacara
Laporan dari pratama kepada pembina bahwa upacara pembukaan latihan siap dilaksanakan, kemudian pradana kembali ke barisan regunya dan wakil yang tadinya menempati tempatnya kembali ke tempat yang paling kiri dari regunya
6. Pengibaran Bendera Merah Putih
pembina memerintahkan petugas bendera untuk menaikkan bendera dengan ucapan "petugas bendera". dan petugas pun maju membawa bendera merah putih.
Kemudian setelah bendera siap diikat, penghormatan dipimpin oleh pembina dan diikuti oleh seluruh peserta upacara
7. Pembacaan Teks Pancasila
Pembacaan teks Pancasila oleh pembina upacara
pembiana membacakan teks Pancasila diikuti oleh seluruh peserta upacara
8. Pembacaan teks Dasa darma
Pembacaan teks Dasa Darma oleh petugas
Petugas Dasa Darma,
9. Kata Bimbingan
Pembina memberikan kata bimbingan
Pada waktu memberikan kata bimbingan Pembiana cukup dengan sikap instirahat maka seluruh peserta upacara mengikutinya dengan sikap istirahat
Selesai pengarahan Pembina kembali sikap sempurna dan diikuti oleh seluruh peserta upacara dengan sikap sempurna/siap
10. Do'a
doa dipimpin oleh pembina
doa boleh secara berjamaah. boleh juga secara sendiri-sendiri.
11. Selesai
Upacara Pembukaan selesai
Selesai berdo'a maka selesailah upacara
dilanjutkan dengan kegiatan lainnya.
Penegak1. Acara persiapan
Tiap-tiap pemimpin sangga memanggil anggotanya dengan barisan bersaf
Para pimpinan sangga memeriksa kebersiahan, kerapihan dll., sesuai dengan tugasnya, dan penegak yang terpilih sebagai petugas upacara mempersiapkan peralatan yang diperlukan dalam upacara pembukaan.
2. Uraian Kegiatan
Seluruh anggota ambalan dalam sangganya masing-masing membentuk barisan bersaf
pradana mengecek persiapan upacara untuk upacara pembukaan
3. Perlengkapan
Bendera Merah Putih, tiang bendera (biasanya stok yang disambung) yang sudah berdiri , teks Pancasila, teks Dasa Darma
4. Acara Pokok
Pradana memanggil seluruh peserta upacara dengan pluit (bunyinya : priiiiit.......dan dijawab Siaaaap oleh para penegak), kemudian pradana membuat kode bersaf sambil meniup pluit dengan bunyi ptit..prit...prit..maka berlarilah para penegak membentuk barisan bersaf menurut sanggaya masing-masing.
Laporan tiap-tiap pinsa (pimpinan sangga) kepada pradana. dalam hal ini pinsa melaporkan nama sangga dan jumlah anggota yang hadir.
5. Penjemputan Pembina Upacara Yanda/Bunda
pradana/Pemimpin Upacara menjemput pembina upacara
pradana menjemput pembina dengan ucapan "kak, upacara pembukaan latihan ambalan sudah bisa dimulai apakah kakak sudi membukanya." kemudian pembina mengatakan "Terima kasih", saya bersedia." kemudian pradana mengantar pembina memasuki barisan dan menempatkannya di barisan paling kanan. setelah itu pradana kembali ketempat semula.
6. Pengibaran Bendera Merah Putih
pradana memerintahkan petugas bendera untuk menaikkan bendera dengan ucapan "petugas bendera". dan petugas pun maju membawa bendera merah putih.
Kemudian setelah bendera siap diikat, penghormatan dipimpin oleh pradana dan diikuti oleh seluruh peserta upacara
7. Pembacaan Teks Pancasila
Pradana menjemput pembina untuk maju ke depan
Pembacaan teks Pancasila oleh pembina upacara
pembiana membacakan teks Pancasila diikuti oleh seluruh peserta upacara
8. Pembacaan teks Dasa darma
Pembacaan teks Dasa Darma oleh Sulung
Petugas Dasa Darma,
9. Kata Bimbingan
Pembina memberikan kata bimbingan
Pada waktu memberikan kata bimbingan Pembiana cukup dengan sikap instirahat maka seluruh peserta upacara mengikutinya dengan sikap istirahat
Selesai pengarahan Pembina kembali sikap sempurna dan diikuti oleh seluruh peserta upacara dengan sikap sempurna/siap
10. Do'a
doa dipimpin oleh pradana
doa boleh secara berjamaah. boleh juga secara sendiri-sendiri.
11. Selesai
Upacara Pembukaan selesai
Selesai berdo'a maka selesailah upacara
dilanjutkan dengan kegiatan lainnya.
Catatan : Apabila pembina tidak hadir atau tidak bersedia maka upacara tetap berlanjut dan tugas pembina diambil alih oleh pradana.
Ada sebuah pertanyaan yang menggelitik; Bagaimana ring kacu leher
atau cincin pengikat setangan leher pramuka yang benar?. Ring kacu
leher (setangan leher) atau disebut juga cincin kacu leher (setangan
leher) adalah bagian dari kacu leher atau setangan leher pramuka.
Saat dikenakan, kacu leher atau setangan leher pramuka di bagian leher sebelah depan diikat dengan menggunakan cincin atau ring.
Yang kemudian menjadi pertanyaan adalah, bagaimana bentuk, ukuran, warna, bahan, dan ketentuan-ketentuan lain terkait dengan cincin atau ring kacu leher ini. Apakah ada perbedaan antara cincin setangan leher yang dikenakan anggota pramuka putra dengan anggota pramuka putri? Adakah perbedaan antara yang digunakan oleh anggota muda (Siaga, Penggalang, Penegak, dan pandega) dengan anggota dewasa (Pembina, anggota Mabi, dll)?.
Yang umum kita jumpai dijual bebas adalah cincin setangan leher dengan lambang Gerakan Pramuka (tunas kelapa) dan warna dasar sesuai dengan golongan usia didik pramuka. Pramuka siaga berwarna dasar hijau, pramuka penggalang dengan warna dasar merah, dan warna kuning dan coklat untuk pramuka penegak dan pandega.
Namun tidak jarang juga kita jumpai ring kacu leher yang dibuat dari jalinan rotan atau bambu (dengan simpul cincin). Cincin setangan leher dengan berbagai gambar atau logo terkait kepramukaan juga bisa dengan mudah kita jumpai. Bahkan ada juga cincin kacu leher dengan menggunakan batu akik!
Untuk menjawab pertanyaan, bagaimana cincin atau ring kacu leher yang benar, kita harus mengacu pada peraturan yang berlaku di Gerakan Pramuka. Salah satunya adalah Petunjuk Penyelenggaraan tentang Pakaian Seragam Pramuka sebagaimana ditetapkan melalui Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 174 Tahun 2012.
Dalam Jukran Pakaian Seragam Anggota Gerakan Pramuka tersebut hanya terdapat kalimat "dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher" sebagai point angka d) dalam pembahasan tentang setangan leher pramuka. Dalam bagian tersebut disebutkan bahan, bentuk, cara melipat, dan cara mengenakan setangan leher pramuka yang salah satu bagiannya menyebutkan bahwa kacu leher tersebut dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher.
Lalu bagaimana bentuk, bahan, ukuran, dan warna ring (cincin) setangan leher. SK Kwarnas Nomor 174 tahun 2012 tersebut tidak merincinya.
Di berbagai peraturan yang berlaku di dalam Gerakan Pramuka lainnya pun tidak ada satupun yang secara jelas menyebutkan bentuk, bahan, ukuran, dan warna ring (cincin) setangan leher.
Artinya apa? Artinya setiap anggota Gerakan Pramuka memiliki kebebasan untuk mengenakan model cincin (ring) setangan leher yang disukai. oleh-boleh saja seorang anggota pramuka mengikat setangan lehernya dengan cincin setangan leher jadi yang telah dijual umum ataupun membuat sendiri dari berbagai bahan dan desain, bahkan jika diperlukan menggunakan 'ring darurat' yang yang dibuat dari bahan-bahan seadanya.
Dengan mengenakan ring setangan leher buatan sendiri justru akan menunjukkan kreatifitas seorang pramuka. Semisal ring setangan leher yang dibuat dari anyaman tali, anyaman kabel bekas, potongan pipa pralon dan barang-barang bekas lainnya yang didesain dan dibentuk sendiri. Masing-masing pramuka boleh mengenakan cincin (ring) setangan leher dari bahan apapun, dengan bentuk dan model yang bagaimanapun, dan warna apapun!
Kalau bebas berarti tidak ada batasan, dong! Meskipun bebas mengenakan cincin (ring) setangan leher dengan bahan, bentuk, bahan, dan warna apapun, seorang pramuka tetap dibatasi dengan norma agama, norma negara, dan adat istiadat masyarakat setempat. Sehingga cincin (ring) setangan leher yang dibuat dan dikenakan jangan sampai melecehkan setangan leher, pramuka, agama tertentu, negara, serta adat istiadat dan budaya masyarakat setempat.
Saat dikenakan, kacu leher atau setangan leher pramuka di bagian leher sebelah depan diikat dengan menggunakan cincin atau ring.
Yang kemudian menjadi pertanyaan adalah, bagaimana bentuk, ukuran, warna, bahan, dan ketentuan-ketentuan lain terkait dengan cincin atau ring kacu leher ini. Apakah ada perbedaan antara cincin setangan leher yang dikenakan anggota pramuka putra dengan anggota pramuka putri? Adakah perbedaan antara yang digunakan oleh anggota muda (Siaga, Penggalang, Penegak, dan pandega) dengan anggota dewasa (Pembina, anggota Mabi, dll)?.
Yang umum kita jumpai dijual bebas adalah cincin setangan leher dengan lambang Gerakan Pramuka (tunas kelapa) dan warna dasar sesuai dengan golongan usia didik pramuka. Pramuka siaga berwarna dasar hijau, pramuka penggalang dengan warna dasar merah, dan warna kuning dan coklat untuk pramuka penegak dan pandega.
Namun tidak jarang juga kita jumpai ring kacu leher yang dibuat dari jalinan rotan atau bambu (dengan simpul cincin). Cincin setangan leher dengan berbagai gambar atau logo terkait kepramukaan juga bisa dengan mudah kita jumpai. Bahkan ada juga cincin kacu leher dengan menggunakan batu akik!
Untuk menjawab pertanyaan, bagaimana cincin atau ring kacu leher yang benar, kita harus mengacu pada peraturan yang berlaku di Gerakan Pramuka. Salah satunya adalah Petunjuk Penyelenggaraan tentang Pakaian Seragam Pramuka sebagaimana ditetapkan melalui Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 174 Tahun 2012.
Dalam Jukran Pakaian Seragam Anggota Gerakan Pramuka tersebut hanya terdapat kalimat "dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher" sebagai point angka d) dalam pembahasan tentang setangan leher pramuka. Dalam bagian tersebut disebutkan bahan, bentuk, cara melipat, dan cara mengenakan setangan leher pramuka yang salah satu bagiannya menyebutkan bahwa kacu leher tersebut dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher.
Lalu bagaimana bentuk, bahan, ukuran, dan warna ring (cincin) setangan leher. SK Kwarnas Nomor 174 tahun 2012 tersebut tidak merincinya.
Di berbagai peraturan yang berlaku di dalam Gerakan Pramuka lainnya pun tidak ada satupun yang secara jelas menyebutkan bentuk, bahan, ukuran, dan warna ring (cincin) setangan leher.
Artinya apa? Artinya setiap anggota Gerakan Pramuka memiliki kebebasan untuk mengenakan model cincin (ring) setangan leher yang disukai. oleh-boleh saja seorang anggota pramuka mengikat setangan lehernya dengan cincin setangan leher jadi yang telah dijual umum ataupun membuat sendiri dari berbagai bahan dan desain, bahkan jika diperlukan menggunakan 'ring darurat' yang yang dibuat dari bahan-bahan seadanya.
Dengan mengenakan ring setangan leher buatan sendiri justru akan menunjukkan kreatifitas seorang pramuka. Semisal ring setangan leher yang dibuat dari anyaman tali, anyaman kabel bekas, potongan pipa pralon dan barang-barang bekas lainnya yang didesain dan dibentuk sendiri. Masing-masing pramuka boleh mengenakan cincin (ring) setangan leher dari bahan apapun, dengan bentuk dan model yang bagaimanapun, dan warna apapun!
Kalau bebas berarti tidak ada batasan, dong! Meskipun bebas mengenakan cincin (ring) setangan leher dengan bahan, bentuk, bahan, dan warna apapun, seorang pramuka tetap dibatasi dengan norma agama, norma negara, dan adat istiadat masyarakat setempat. Sehingga cincin (ring) setangan leher yang dibuat dan dikenakan jangan sampai melecehkan setangan leher, pramuka, agama tertentu, negara, serta adat istiadat dan budaya masyarakat setempat.
Kenapa pakaian seragam pramuka berwarna cokelat muda dan cokelat tua?,
sebuah pertanyaan yang sempat ditanyakan oleh pramuka penggalang
kepada pembina pramukanya. Dan mungkin pertanyaan serupa mengenai
dipilihnya warna cokelat muda dan coklat tua sebagai warna seragam
pramuka pernah terlintas di benak anggota Gerakan Pramuka lainnya. Pasti
terkandung tujuan dan makna dibalik pemilihan kedua warna tersebut.
Yup,
tidak mungkin para pendahulu pramuka menetapkan warna seragam pramuka
secara sembarang atau hanya berdasarkan rasa suka saja. Pemilihan warna
coklat muda sebagai warna baju pramuka dan coklat tua sebagai warna
celana atau rok pramuka mesti memiliki pemikiran dan nilai filosofi yang
tinggi.
Mengiaskan Tanah dan Air
Ada
yang memaknai warna cokelat tua sebagai warna tanah yang ada di
Indonesia dan warna cokelat muda sebagai warna air yang mengaliri
tanah-tanah Indonesia.
Kedua warna pada pakaian seragam ini kemudian dipadukan dengan warna
setangan leher yang merah putih sebagai perlambang bendera pusaka
Indonesia. Di sini para pramuka dikiaskan sebagai putra ibu pertiwi yang
siap sedia mempertahankan berkibarnya merah putih di tanah air
Indonesia.
Tapi benarkah warna pakaian seragam
pramuka mengiaskan tanah dan air?. Ada yang menyetujui namun juga ada
yang mempertanyakan. Warna tanah tidak terbatas hanya cokelat tua namun
sangat bervariasi mulai dari hitam kelam, cokelat, merah bata, jingga,
kuning, hingga putih. Dan satu yang pasti, belum ada literatur maupun
keputusan Kwartir Nasional yang menerangkan tentang makna kiasan air dan
tanah pada warna pakaian seragam pramuka.
Pakaian Pejuang Kemerdekaan
Jika
filosofi mengenai air dan tanah masih menimbulkan perdebatan kemudian
bagaimana?. Kita merujuk kepada Keputusan Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka Nomor 174 Tahun 2012 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pakaian
Seragam Anggota Gerakan Pramuka. Dalam Jukran tersebut, tepatnya di Bab I
pasal 5 ayat b tertulis:
Warna Pakaian Seragam Pramuka adalah coklat muda dan coklat tua. Warna tersebut dipilih dari salah satu warna yang banyak dipakai oleh para pejuang kita di masa perang kemerdekaan (1945-1949).
Dari
Petunjuk Penyelenggaraan Pakaian Seragam Anggota Pramuka tersebut jelas
bahwa pemilihan warna cokelat muda dan coklat tua sebagai warna pakaian
seragam pramuka dikarenakan kedua warna tersebut termasuk salah satu
warna yang banyak dipakai oleh para pejuang kemerdekaan Republik
Indonesia kala itu. Apakah semua pejuang di masa kemerdekaan mengenakan
pakaian berwarna coklat? Tentu tidak. Tidak sedikit pejuang kita dahulu
yang memakai pakaian berwarna putih, hitam, atau bahkan tidak mengenakan
pakaian yang layak. Di dalam jukran tersebut dikatakan bahwa coklat
merupakan “salah satu warna yang banyak dipakai”. Dan tidak ada
penjelasan lebih detail tentang pemilihan warna itu.
Meskipun
demikian tersirat sebuah maksud bahwa pramuka hendaklah tidak melupakan
para pejuang kemerdekaan yang telah berjuang dan mengorbankan segalanya
demi tegaknya negara Indonesia. Tidak melupakan bukan berarti sekedar
mengingat dan mengenang namun harus pula menghormati, menghargai,
meneladani, dan meneruskan perjuangan dan kepahlawanan para pejuang di
di masa perang kemerdekaan.
Pramuka pantang melupakan jasa para pahlawan justru menjadikannya
sebagai motivasi dan sumber inspirasi untuk terus berkarya. sumber : pramukaria
Hello... Tunas-tunas pramuka anak bangsa.. jumpa lagi sama kak mimin (Admin) .. kali kak.min mau bagikan video Senam Pramuka Jilid II. Tahun lalu Kwarnas bersama Kemenpora telah menerbitkan Senam Pramuka Jilid II, dengan adanya senam pramuka jilid II ini diharapkan mampu menambah wajah dan warna baru gerakan pramuka sebagai tunas bangsa yang kreatif untuk masa depan. Langsung saja tonton video nya ya...
17 Agustus Tahun 45.. itulah hari kemerdekaan kita...Hari merdeka.. Nusa dan bangsa.. Hari Lahirnya Bangsa Indonesia... Merdeeeka.. Sekali Merdeka Tetap Merdeka.....Selama hayat masih dikandung badan...
Masih ingat dan hafal dengan lagu Nasional di Atas ? Kalo iya berarti kamu adalah INDONESIA ...
Tahun ini Negara kita sudah mencapai umur ke 71 Hari Merdeka nya sejak 17 Agustus 1945 silam, dari tahun ketahun indonesia selalu memiliki wajah-wajah baru untuk menyongsong hari gemilang ini, menjadi lebih baik dan terus lebih baik...
Sebagai anak bangsa dan calon pemimpin masa depan, saya sangat menantikan momen-momen bersejarah ini tersirat kembali di saat upacara hari merdeka nanti, terutama saat teks proklamasi dibacakan.
untuk itu saya sebagai Admin mewakili segenap Civitas Pratualang mengucapkan "Selamat Hari Merdeka 17 Agustus 2016, 71 Tahun Kita Merdeka.. Mari kita sing-singkan lengan songsong masa depan, saatnya KERJA NYATA untuk INDONESIA KITA.
Wahhh ... Sudah memasuki Agustus nih .. Hayooo ada apa di bulan Agustus..
iyaap ... Selain Hari Kemerdekaan di bulan Agustus juga ada Hari Lahir Gerakan Pramuka, tahun ini 2016 sudah mencapai umur 55 tahun, tetapi tidak sah kalo belum tanggal 14 :) , jadi tidak sabar nih memperingatinya, tahun ini dimana ya untuk wilayah Kalsel .. menurut kabar sih di Amuntai, tahun lalu di Banjarmasin lhoo ..yah semoga aja bukan kabar bohong.
nah kalo kamu gimana, pasti tidak sabar juga kan bagi yang punya Tunas kelapa didada nya :) , hayoo punya rencana apa di tanggal 14 nanti ?? sudah punya rencana belum ??..
ohh iyaa, besok tanggal 01 Agustus .. ternyata besok juga sangat ku nantikan lho .. hampirr lupa .. besok itu Hari Scarf sedunia .. jadi bagi yang punya banyak Scarf besok dipakai yaa... :) .. semuanya .. trus upload di Sosmed dan katakan "Selamat Hari Scarf Sedunia"....
Siapa yang tidak mengenal sosok Pandu Pramuka Dunia ini, iya dia adalah Baden-Powell. Sejarah kepanduan indonesia tidaklah lepas dari sumbangsinh BP, data tentang kedatangan Baden-Powell pernah diungkapkan dalam buku Patah Tumbuh Hilang Berganti - 75 Tahun Kepanduan dan Kepramukaan yang
diterbitkan oleh Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka pada 1987.
Di halaman 25 buku tersebut terdapat subjudul "Peristiwa kedatangan
Baden Powell dan Jambore Dunia".
Di situ dituliskan antara lain, "Suatu peristiwa yang tidak mudah dilupakan adalah kedatangan Lord Baden Powell of Gilwell dan Lady Baden Powell
di Indonesia, pada tanggal 3 Desember 1934, dalam rangka kunjungan
keliling ke beberapa negara, waktu kembali dari Jambore di Australia.Baden Powell melihat keadaan dan perkembangan organisasi kepanduan di Indonesia, yang biarpun pada waktu itu Indonesia dijajah oleh Belanda, namun perkumpulan kepanduannya berkembang sangat pesat dan menggembirakan."
Pada alinea berikutnya dituliskan, "Penerimaan dan acara kunjungan Baden Powell itu diatur sendiri oleh NIPV. Pandu-panduIndonesia hendak ikut serta menyambut kedatangan BadenPowell,
tetapi tidak diperkenankan oleh pimpinan NIPV. Hal ini mengakibatkan
bertambah besarnya ketegangan hubungan kepanduan nasional Indonesia dan
NIPV."
Lalu tanggal kedatangan Baden-Powell ke Indonesia yang ketika itu masih
berada dalam jajahan Belanda dan dinamakan Hindia-Belanda (Nederlands
Indie/Dutch East Indies) bukan 3 Desember 1934 melainkan 4 Desember
1934. Baden-Powell juga bukan datang ke Indonesia, waktu kembali dari
Australia. Justru Baden-Powell beserta istri dan dua anak perempuannya
ke Indonesia terlebih dulu, baru ke Australia untuk menghadiri jambore
di "Negeri Kanguru" itu.
Kurang tepat pula bila dikatakan tak ada pandu-pandu Indonesia yang ikut
menyambut Baden-Powell dan keluarganya. Kenyataannya, bahkan tarian
Jawa dan Baduy dari Banten, ikut ditampilkan dalam upacara menyambut
kedatangan Bapak Pandu Sedunia. Baden-Powell juga mendapat gong berukir,
sementaranya istrinya, Lady Olave Baden-Powell, mendapat piala perak,
sebagai hadiah kenang-kenangan dari para pandu di Hindia-Belanda.